Flintstoners, Jumat malam kemaren jalanan di Bandung pada macet. makanya saya baru sampe di GOR E.Syamsudin pukul 18.40 WIB. Suasana sepi dan pintu lapang masih tertutup. saya mengira kalo flintstoners belom ada yang datang satupun akibat terjebak macet.
Waktu pintu dibuka.... braaakkkkk!!! (ala film horor he he he...), eh ternyata di kantin sudah ada Thedy yang datang memenuhi janjinya. Tapi rupanya Thedy bukan orang yang pertama datang, coz di bangku lapang B, sudah tampak Jefri lagi memakai sepatu. Ga berapa lama kemudian rombongan Majalaya; Oing, Maria, Yopie Z, dan Owen pun datang. Melihat jumlah yang datang sudah mencukupi, maka permainan pun sudah bisa di mulai...
Review permainannya sebagai berikut;
1. Thedy & Oing
VS
Yopie Z & Jefri ----> dimenangkan oleh Yopie Z & Jefri dengan skor 19:30
2. Eri & Pak Yusuf
VS
Lukas & Pak Ujang ----> dimenangkan oleh Lukas & Pak Ujang dengan skor 23:30
3. Jefri & Oing
VS
Bambang & Bendy ----> dimenangkan oleh Bambang & Bendy dengan skor 20:30
4. Thedy & Lukas
VS
Eri & Yopie Z----> dimenangkan oleh Thedy & Lukas dengan rubber set 15:10, 6:15
& 15:8
(main di lapang C, yang kondisi lapangannya sedikit miring,
mengakibatkan permainan yang ditunggu-tunggu jadi sedikit kurang
enjoy. Pada set ke-3 permainan dilanjutkan di lapang B).
5. Bendy & Pak Yusuf
VS
Bambang &\ Pak Ujang ----> dimenangkan oleh Bambang & Pak Ujang dengan skor 20:30
6. Maria & Yopi Z
VS
Eri & Wandi ----> dimenangkan oleh Maria & Yopi Z Ujang dengan skor 30:14
7. Wandi & Bendy
VS
Tung Cai & Rahmat ----> dimenangkan oleh Wandi & Bendy dengan skor 30:28
Suasana yang memanas membuat tim yang kalah penasaran dan menantang bermain lagi, dengan
perjanjian tim yang kalah harus bayarin Pocari Sweat. Untuk menjaga permainan lebih kondusif,
diputuskan dipimpin seorang wasit yaitu saya sendiri.
8. Wandi & Bendy
VS
Tung Cai & Rahmat ----> dimenangkan oleh Wandi & Bendy dengan straight set 15:3 & 13:12
9. Wandi & Eri
VS
Tung Cai & Rahmat ----> dimenangkan oleh Wandi & Eri dengan skor 30:26
Kesimpulan; lengkaplah sudah pasangan Rahmat dan Tung Cai sebagai pasangan bangke he he he...
Jun yang malam itu absen datang di GOR E. Syamsudin, membuat kuliner tengah malam itu berjalan tanpa dia. Untunglah Tung Cai dan Wandi mau gabung di kuliner malam itu. Dalam pembicaraan di tempat parkir, diputuskan untuk menjajal bubur ayam di Jl. Pagarsih, depan Hotel Astic. Coz menurut yang merekomendasikan yaitu Tung Cai, katanya sih enak. Ditambah tergiur oleh cerita Lukas danYopie Z yang pernah nyoba bubur ayam itu Jumat kemaren. Btw, menurut mereka buburnya enak, tapi makannya sambil tegang bin ngadegdeg coz sambil diiringin letusan pistol dari orang mabok he he he... (ini serius lho... tanya aja kisahnya sama mereka).
Lalu melucurlah 3 motor dan satu mobil ke arah Jl. Pagarsih. Eh ternyata tukang buburnya ga jualan, mugkin lagi pulang mudik atau lagi cuti dulu kali yee he he he... entahlah... Tukang kupat tahu pun malam itu kompak sama tukang bubur, ga jualan. Setelah nyang nyeng nyong rapat yang menyimpulkan lanjut ke bubur ayam di Jl. Jamika, kami pun meluncur kesana. Tapi waktu kami berhenti di lampu merah perempatan Pagarsih-Jamika, terlihat Tukang bubur Jamika pun tidak berjualan... hmmmmhhh... Melihat itu, Tung Cai frustrasi dan memutuskan pulang duluan, sementara Saya, Rahmat, Yunita, dan Wandi menlanjutkan misi perburuan bubur ayam ke tukang bubur ayam di Jl. Jend Sudirman (deket pertigaan Jamika-Sudirman).
Tiba di TKP, tukang bubur Jl. sudirman pun gerobaknya tak tampak, alias tidak berjualan. Dengan sedikit harapan yang tersisa dan langkah gontai (lebay banget wkwkwkwk...), kami berempat meluncur ke Bubur Unang Jaya yang ada di Jl. Sudirman, deket bunderan batas kota. Sebenernya saya ragu apakah tukang buburnya berjualan atau tidak, coz saya dan gank kuliner tengah malam sudah pernah nyoba 3 kali kesitu dan gagal, karena tukang buburnya sudah pulang atau kalau pun ada, buburnya sudah kehabisan.
Rupanya malam itu Dewi Fortuna masih berpihak ke gank kuliner tengah malam, karena Bubur Unang Jaya, masih tampak dengan pembeli yang masih ramai. Sayangnya malam itu yang tersisa tinggal bubur plus cakue doang, tapi tidak apa-apalah. Dengan merogoh kocek Rp 6.000,- perut kami sudah dihangatkan oleh kenikmatan bubur Unang Jaya. Kesimpulan Gank Wisata Kuliner Tengah Malam tentang Bubur Ayam Unang Jaya: RECOMENDED!!!
Bubur Unang Jaya |
Begitulah petualangan flintstoners malam itu... sampai ketemu lagi di the next episode Reportase 9 September 2011, coz tanggal 2 September 2011 bulutangkisnya ikutan libur lebaran dulu he he he...